Detail Cantuman

Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi kelima (5G) menawarkan konektivitas broadband, ultra-robust dan low latency untuk menompang kebutuhan dalam hal layanan telekomunikasi dan IoT. Namun dalam realisasinya, teknologi seluler sebelumnya yakni 1G, 2G, 3G dan 4G tidak semulus apa yang dirasakan, seperti yang dirasakan saat ini wilayah Garut Utara memiliki letak geografis yang dikelilingi oleh perbukitan dan posisinya berada pada kurang lebih 700 mdpl. Artinya kendala yang dialami dalam membangun infrastruktur pada penyedia layanan telekomunikasi tidak merata, sehingga memicu terjadinya daerah yang tidak terjakau oleh internet (blank spot). Untuk mengatasi masalah ini, penulis merancang coverage jaringan 5G NR menggunakan frekuensi middle band 2,6 GHz dengan menerapkan model propagasi yang sesuai, yaitu Urban Macro (UMa) berdasarkan standar 3GPP TR 38.900. Penulis juga menggunakan skenario perancangan untuk kondisi Outdoor-to-Outdoor (O2O) Line of Sight (LOS) menggunakan Software Planning Tools Atoll 3.4 melalui pengamatan parameter SS-RSRP. Hasil perancangan menunjukkan bahwa skenario 1 Downlink memiliki nilai SS-RSRP sebesar -83,26 dBm sedangkan pada skenario 2 Uplink memperoleh nilai SS-RSRP sebesar -85,52 dBm. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang perancangan jaringan 5G NR yang efisien dan dapat membantu mengatasi masalah daerah Blind Spot di Garut Utara.